Keerom - Guna menjaga soliditas dengan komponen Masyarakat di wilayah binaan, Koramil 1701-04/Arso melaksanakan kegiatan program komunikasi sosial dengan komponen masyarakat bertempat di Aula Koramil 1701-04/Arso, Kampung Yuwanaim, Kecamatan Arso, Kabupaten Keerom. Jumat (1/12/2023).
Kegiatan program komunikasi sosial dengan komponen masyarakat Koramil 1701-04/Arso Ta. 2023, dengan tema "Moderasi beragama dan tantangan polarisasi Indonesia" dipimpin langsung oleh Danramil Mayor Inf Sardiana dan pemateri Ketua FKUB Kabupaten Keerom, serta dihadiri 40 orang peserta.
Baca juga:
RI Imbau G20 Jadi Solusi Masalah Ekonomi
|
Hadir dalam kegiatan Kapolsek Arso AKP Sunardi, Ketua FKUB Kabupaten Keerom KH. Nursalim Arrozy S.HI., bapak Samsul (Staf Distrik/mewakili Kadistrik Arso), Ketua PHDI Kab Keerom I Made Hartana.
Dalam sambutannya, Danramil Mayor Inf Sardiana mengawali dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, hari ini kita dapat berkumpul di Aula Koramil 1701-04/Arso dalam rangka Komunikasi Sosial dengan komponen Masyarakat, dengan tema "Moderasi beragama dan tantangan polarisasi Indonesia".
"Saya juga mengucapkan terima kasih kepada tamu undangan yang sudah hadir memenuhi undangan kami. Pada dasarnya kegiatan hari ini merupakan program tahunan Koramil yang selalu kami laksanakan, " tegasnya.
Keberadaan TNI maupun Polri disini membantu pemerintah daerah di mana didalamnya ada masyarakat. Terkait dengan komunikasi sosial ini untuk selalu menjalin silaturahmi dalam mendukung kehidupan sosial di masyarakat. Didalamnya juga ada tentang keamanan wilayah, sehingga kegiatan ini sangat perlu dilaksanakan, imbuhnya.
Lebih lanjut Kapolsek Arso AKP Sunardi menambahkan selama ini Polsek dan Koramil sudah bersinergi dengan baik selama dalam pelaksanaan tugas di lapangan.
"Kami dari Polsek akan menyampaikan pesan Kamtibmas, dengan maraknya informasi di media sosial. Dimana kita ketahui hampir semua masyarakat sudah menggunakan telepon Android. Saya menghimbau kepada masyarakat apabila mendapat informasi yang sifatnya profokatif tolong jangan langsung ditanggapi, " tegasnya.
Sekiranya informasi tersebut harus di cek kebenarannya sehingga tidak menimbulkan masalah di tengah tengah masyarakat yang nantinya hal itu bisa merugikan diri sendiri.
Kita sudah masuk tahun politik yang jelas situasinya pasti beda. Sebab masing masing orang mempunyai hak yang sama dan mempunyai hak menentukan pilihannya masing masing.
"Dengan adanya perbedaan pilihan jangan membuat hubungan kita bertetangga, berteman jadi renggang. Mari kita sukseskan pemilu serentak tanggal 14 Februari 2024 dengan senang hati, " tegas Kapolsek
Selain itu Ketua FKUB Kab Keerom KH. Nursalim Arrozy S.HI., menyampaikan materi ini sesuai dengan jabatan yang saya emban sebagai Ketua Kerukunan Umat Beragama di Kabupaten Keerom.
"Saya sedikit bercerita tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia, dimana Negara ini lahir terdiri dari berbagai macam suku, budaya, adat, agama, Ras, bahasa dan lain sebagainya. Melalui tokoh kemerdekaan Sukarno Hatta mampu mempersatukan bangsa Indonesia, " ungkapnya.
Bahwa Keerom terletak di paling ujung dari Indonesia, terbukti kita berbatasan langsung dengan Negara PNG. Berbicara tentang agama, di kabupaten Keerom itu menganut beragam agama. Sehingga kita wajib menjaga kerukunan demi kelanjutan kehidupan sosial kita di masyarakat.
"Saya yakin bahwa semua agama itu mengajarkan tentang cinta, kasih dan sayang untuk seluruh umat. Sehingga mari kita saling menghormati dan menghargai sesama umat beragama, " ucapnya.
Baca juga:
Joko Widodo: Bangga Buatan Indonesia
|
Prinsip moderasi beragama yaitu adil, berimbang, menghormati nilai kemanusiaan, menghormati kesepakatan bersama dalam berbangsa dan bernegara, serta taat hukum dalam menjaga ketertiban umum. Sehingga toleransi merupakan bagian dari moderasi.
Saya mengingatkan kepada seluruh umat di Kabupaten Keerom, ke depan kita akan menghadapi pemilihan umum serentak di tahun 2024. Mari kita bersama sama untuk mensukseskannya. Jangan hanya karena perbedaan pilihan kita terpecah belah. Pemilu itu hanya 5 tahun sekali, tetapi kehidupan kita bertetangga bermasyarakat berlangsung sepanjang masa, tutupnya. (Redaksi Papua).